-->

Mengenal Apa Itu Perbedaan Hipoksia dan Hipotermia


 Hipoksia

Ditinjau dari:  Halodoc

Pengertian Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen dalam sel dan jaringan tubuh, sehingga fungsi normalnya mengalami gangguan. Hipoksia merupakan kondisi berbahaya karena dapat mengganggu fungsi otak, hati, dan organ lainnya. Kondisi dapat terjadi jika terdapat gangguan dalam sistem transportasi oksigen dari mulai bernapas hingga oksigen tersebut digunakan oleh sel tubuh.

Faktor Risiko Hipoksia

Beberapa faktor risiko hipoksia, antara lain:

Risiko eksternal, seperti merokok atau perokok pasif, polusi udara, bahan kimia, debu di udara, atau berada di ketinggian. Risiko internal, seperti pada pengidap penyakit paru-paru dan kardiovaskular.

Penyebab Hipoksia

Beberapa penyebab dari hipoksia, antara lain:

1. Hipoksia hipoksik, yang terjadi ketika kadar oksigen dalam pembuluh arteri turun. Beberapa penyebabnya, antara lain:

Berada di situasi dengan kadar oksigen rendah, seperti kebakaran, tenggelam, dan berada di ketinggian.

Terdapat penyakit paru, seperti asma, pneumonia, edema paru, penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru, pneumothorax, dan sleep apnea.

Keadaan yang membuat berhenti bernapas, seperti penggunaan obat fentanyl.

2. Hipoksia stagnan atau hipoperfusi, yang terjadi akibat gangguan aliran darah. Beberapa penyebabnya, antara lain:

Gangguan jantung, seperti bradikardia dan fibrilasi ventrikel.

Terhentinya aliran darah arteri ke organ, seperti pada orang dengan luka tembak atau trombosis arteri.

3. Hipoksia anemik, yang terjadi saat kemampuan darah yang membawa oksigen berkurang kapasitasnya, sehingga darah kekurangan oksigen. Beberapa penyebabnya, antara lain:

Anemia dan kondisi ketika fungsi sel darah merah rusak, seperti pada penyakit methemoglobinemia.

Keracunan karbon monoksida (CO).

4. Hipoksia histotoksik, yang terjadi saat terdapat gangguan pada sel dalam menggunakan oksigen. Penyebabnya antara lain keracunan sianida.

5. Hipoksia sitopatik, yang umumnya disebabkan oleh peradangan dan sepsis.

Gejala Hipoksia

Beberapa gejala hipoksia, antara lain:

  • Pada pernapasan, antara lain sesak napas, napas cepat, batuk, dan mengi.
  • Pada kardiovaskular, antara lain denyut jantung yang cepat.
  • Pada saraf pusat, antara lain nyeri kepala, linglung, dan penurunan kesadaran.
  • Pada kulit, antara lain perubahan warna kulit dari biru ke merah ceri.
  • Gejala lainnya adalah gelisah, berkeringat, dan lemas.



Hipotermia

Ditinjau dari:  Halodoc

Pengertian Hipotermia

Hipotermia merupakan kondisi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35 derajat Celsius. Kondisi ini harus mendapatkan penanganan segera, karena dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan fungsi organ lain dalam tubuh. Selain itu, kondisi ini juga dapat berujung pada kegagalan sistem pernapasan, sistem sirkulasi (jantung), dan kematian.

Faktor Risiko Hipotermia

Beberapa faktor risiko hipotermia, antara lain:

Beraktivitas terlalu lama di tempat yang dingin, seperti mendaki gunung atau berenang.

Mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kedua kebiasaan tersebut bisa menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga tubuh akan melepaskan panas yang tinggi dari permukaan kulit.

Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan.

Pengaruh penyakit tertentu yang memengaruhi pengendali suhu tubuh, seperti anoreksia nervosa, stroke, dan hipotiroidisme.

Penyakit yang memengaruhi memori, misalnya penyakit Alzheimer, karena tidak sadar sedang kedinginan atau tidak paham apa yang harus dilakukan.

Usia bayi dan manula, akibat kemampuan mengendalikan temperatur tubuh yang belum sempurna pada bayi dan menurun pada manula.

Penyebab Hipotermia

Penyebab umum hipotermia adalah paparan suhu dingin atau air dingin dalam waktu yang lama tanpa perlindungan yang cukup, misalnya akibat:

  • Berada terlalu lama di tempat dingin.
  • Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu lama.
  • Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu cukup lama.
  • Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, terutama pada bayi dan lansia.
  • Tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung.

Gejala Hipotermia

  • Beberapa gejala hipotermia, antara lain:
  • Berbicara cadel, bergumam, dan gagap.
  • Bibir berwarna kebiruan.
  • Denyut jantung lemah dan tidak teratur.
  • Kulit bayi dapat berwarna merah terang, dingin, dan tampak sangat tidak bertenaga.
  • Mengantuk atau lemas.
  • Menggigil terus-menerus.
  • Merasa kedinginan.
  • Napas pelan dan pendek.
  • Penurunan kesadaran, seperti kebingungan.
  • Pupil mata yang melebar.
  • Tidak dapat menghangatkan diri.
  • Tubuh menjadi kaku dan sulit bergerak.

0 Response to "Mengenal Apa Itu Perbedaan Hipoksia dan Hipotermia"

Posting Komentar

IKLAN DALAM ARTIKEL

Iklan Tengah Artikel 1

IKLAN DALAM ARTIKEL 2

Iklan Bawah Artikel