-->

Cerita Horor Pendakian Gunung Slamet Pos Samaranthu Via Bambang

cerita horor pendakian gunung slamet
sumber id.pinterest.com
Pengalaman mendaki gunung slamet pada tahun 2018 yang lalu. Saya akan bercerita pengalaman pendakian gunung slamet via bambangan, tentunya ini tidak semenakutkan tragedi gunung slamet 2017 atau tragedi gunung slamet 2001. Saya bersama 4 orang teman saya berencana mendaki pada tanggal 8 April 2018. Saya sangat semangat karena ini adalah pendakian ke dua saya setelah pertama kali mendaki pada umur 17 tahun ke gunung prau. 

Jalur pendakian gunung slamet tidak terlalu menyeramkan seperti apa yang sebelumnya saya bayangkan. Hanya dari pos 2 menuju 3 yang mungkin terasa berat bagi saya karena jalurnya yang sempit dan licin apalagi saat musim hujan tiba. Serta dari pos 7 menuju puncak itu mempunyai kemiringan yang lumayan miring sehingga kami butuh energi ekstra untuk bisa mendaki.

Pos 4 gunung slamet atau pos samarathu adalah pos yang paling menyeramkan menurut para pendaki gunung slamet. Di pos ini ada pantangan tidak boleh beristirahat atau pun mendirikan tenda karena kalian bisa diganggu oleh makhluk ghoib. Pengalaman mendaki gunung slamet saya pada saat itu terasa sekali saat melewati pos 4 pukul 3 pagi, sangat sunyi sekali
bahkan suara burung dan serangga yang biasa berbunyi sama sekali pada saat itu tidak ada suara apapun disana.
BACA JUGA Misteri gunung semeru paling nyata
Cerita Horor Pendakian Gunung Slamet
Saya melakukan pendakian pada tanggal 8 April 2018 bersama 4 teman saya yang masih sekolah kelas 2 SMK. Kita berasal dari Magelang dan ingin melakukan pendakian gunung slamet yang sudah direncanakan sejak 3 bulan yang lalu. Kami melakukan perjalanan dari Magelang ke Purbalingga Bambangan hampir memakan waktu sekitar 5 jam dari pukul 7 pagi. Pendakian ini adalah pendakian ke dua saya setelah gunung prau dan ini adalah pendakian pertama bagi teman-teman saya. Pertama kali mereka mendaki gunung tidak tanggung-tanggung ketinggiannya yaitu 3.428 mdpl. 

Kami sampai di basecamp gunung slamet via bambangan sekitar pukul 12 dan beristirahat terlebih dahulu di basecamp. Kita memutuskan untuk melakukan pendakian besok pagi karena ada teman kami yang sedikit tidak enak badan. Di basecamp, saya sudah merasakan ada hal yang aneh tidak tau apa itu, tapi aku merasakan ada hal yang aneh sekali. 

Pada pagi hari, kita bersiap untuk melakukan pendakian. Kita mendaki memang terpisah, bisa di bilang saya yang paling belakang karena saya tidak bisa berjalan cepat karena pasti akan cepat lelah. Sesampainya saya di pos 2, ketiga temanku ternyata sudah menunggu kita berdua untuk mengabarkan bahwa ada salah satu teman yang terkena hipotermia. Akhirnya kami beristirahat dan istirahatnya itu lumayan lama karena kami tidak menginginkan melanjutkan pendakian karena ada teman kita yang terkena hipotermia. 

1 jam sudah kita beristirahat dan memulihkan kondisi teman kita yang terkena hipotermia. Teman saya yang terkena hipotermia ingin tetap melanjutkan pendakian yang katanya baik-baik saja. Akhirnya kami melanjutkan pendakian. 

Ketika jam sudah menunjukan pukul 17.00 WIB, kami tiba di pos 4 gunung slamet yang biasa dikenal sebagai pos Samarantu. Kita berniat untuk beristirahat di pos samarantu ini, tetapi karena melihat pos yang sangat sepi dan tidak ada suara hewan sama sekali serta melihat suasana yang sudah gelap. Pada pertengahan pos 4 menuju pos 5 kami mendirikan tenda, tepat pukul 18.30 WIB sudah memasuki waktu sholat maghrib. Setelah kita melakukan sholat maghrib kemudian dilanjutkan dengan memasak. Teman saya yang tadi terkena hipotermia terlihat sangat lemas dan pucat saya menyuruh dia untuk beristirahat dan menggunakan jaket.

Ada temanku yang sedang melamun dan terdiam, kemudian lansung aku alihkan perhatiannya karena tidak baik melamun di gunung takutnya terjadi hal-hal yang buruk. Akhirnya temanku yang terkena hopotermia ini tidur juga mungkin karena merasa sangat kelelahan. Kemudian disusul kami berempat yang merasa sudah sangat lelah. 

Pukul 05.00 WIB, kita bangun untuk melakukan sholat subuh., dan terlihat juga teman saya yang terkena hipotermia tadi sudah merasa sehat. Sebelum melakukan summit. Saat saya sedang membuatkan teh untuk rekan saya di luar tenda, saya mendengar suara gamelan dan anehnya hanya saya yang mendengar suara itu. 

Saya berpikiran suara gamelan darimana? padahal posisi sudah di atas, misalkan memang kami masih dibawah mengapa suara adzan tidak bisa kami dengar sedangkan suara gamelan bisa terdengar. Semakin lama malah semakin jelas suara gamelan tersebut membuatku takut sehingga saya hanya terdiam. Ada yang bilang jika mendengar suara gamelan adalah bagian dari makhluk ghoib yang melakukannya pada pendaki. 

Saya tidak memberi tau mendengar suara adzan, karena ketika kita merasakan hal yang aneh selama pendakia gunung tidak boleh di ceritakan kepada rombongan karena bisa mengakibatkan kepanikan untuk semua anggota rombongan. 

Pukul 13.00 WIB kita sampai di atas puncak gunung slamet, tetapi saya masih tetap membayangkan suara gamelan kenapa bisa terdengar dan hal itu saya masih bertanya-tanya. Kami di puncak tidak terlalu lama karena semua pendaki sudah turu. Pukul 17.00 WIB kami tiba di tenda, kami langsung masak untuk makan bersama karena ketika summit perut kami hanya berisi minuman. Selain memasak kami berlima makan bareng. 

Pukul 17.45 WIB kami memutuskan untuk turun ke basecmap. Di pos 4 saya merasakan keanehan dan suasana yang sepi. Saya hanya tertuju pada salah satu pohon besar yang ada di pos samarantu itu padahal aku tidak melihat apa-apa dan termanku langsung menegur saya supaya tidak melamun. Baru beberapa langkah jalan kemudian mataku terjudu pada pohon yang sama dan ternyata benar saya melihat sosok hitam besar di belakang pohon saya langsung lari paling depan sendiri dari rombongan. 
Temanku di belakang sendiri juga melihatnya kemudian dia teriak sambil lari, bahkan topi dia pun jatuh dan tertinggal. Kita terburu buru untuk turun karena takut hal-hal yang buruk terjadi pada kita. 

Di pos 3 kita memutuskan untuk beristirahat sekitar 1 jam karena sebelumnya kita turun dengan terburu-buru sehingga menguras enerhi yang lumayan. Akhirnya kita sampai di basecamp dan menceritakan semua kejadian yang saya alami, mereka kaget ketika saya bercerita mendengar suara gamelan padahal mereka tidak ada satupun yang mendengarnya. Kita kembali ke Magelang dengan selamat walaupun banyak sekali kejadian aneh yang saya alami tapi saya tetap bersyukur. 

0 Response to "Cerita Horor Pendakian Gunung Slamet Pos Samaranthu Via Bambang"

Posting Komentar

IKLAN DALAM ARTIKEL

Iklan Tengah Artikel 1

IKLAN DALAM ARTIKEL 2

Iklan Bawah Artikel